Sabtu, 28 Maret 2009

Situ Gintung

Musibah terjadi lagi. Awal SBY naik ada tsunami besar, dan waktu mau turun ada tsunami kecil. 78 orang korban. Pemerintah sibuk mau ngasih santunan ini itu. Tapi kalau musibah itu terjadi padaku, apa lagi artinya santunan-santunan itu. Nyawa orang-orang yang tercinta yang hilang, tak dapat tergantikan oleh uang.

Tinggal satu bangunan Mesjid Jabalul Rahma yang berdiri seakan-akan menyindiri kita, bahwa kita telah terlalu larut dengan kekuasaan, uang dan kesenangan dunia. Kita lupa bahwa semuanya itu bakalan musnah. Bahwa kekuasaan yang kita miliki, adalah amanah. Amanah untuk menjaga tanah air, menjaga bangsa apa pun suku dan agamanya.

Kaget tak terkira. Usia tanggul sudah 76 tahun. Kalau sudah setua itu, wajar. Kenapa selama ini tidak ada yang memperhatikan? Setelah musibah terjadi, baru tersadar. Wahai pemerintah, politikus dan siapa pun yang berkuasa di negeri ini, proaktiflah. Kalau pun mau korupsi beratus trilyun pun, asal rakyat dijaga jangan dibiarkan kelaparan, asal segala yang rubuh-rubuh, lapuk-lapuk, retak-retak diperbaiki sehingga rakyat menjadi aman, cukuplah. Silakanlah korupsi, yang penting jangan sampai ada rakyatmu yang menjadi tumbal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar