Selasa, 07 April 2009

Partai Politik Ideal saya

Banyak parpol sudah di Indonesia. Nyatanya yang ingin golput masih banyak. Kenapa? Jawabannya cuma satu, partai-partai memang banyak, tapi kulitnya saja yang berbeda. Isi lebih kurang sama. Partai-partai baru yang terbentuk, tidak lebih kurang hanyalah pecahan dari orang-orang dari partai lama yang tidak mendapatkan posisi yang bagus di tempatnya yang lama.

1. Citra partai
Partai-partai yang muncul setelah era reformasi kebanyakan platformnya lebih kurang sama dengan Golkar. Sistem pencalegan, pemilihan pengurus dan sebagainya sama. Celakanya lagi, money politic dalam partai-partai tersebut melahirkan politikus-politikus saudagar dan oportunis.

Saudagar: politikus menanamkan modal ke dalam sebuah perusahaan yang bernama parpol, selanjutnya diperhitungkan untung ruginya, ROI dan sebagainya.

Oportunis: kalau partai menguntungkan dipakai, kalau sudah tidak menguntungkan ditinggalkan. Politikus pemula memasuki partai kecil (baru) setelah sukses pindah ke perahu yang lebih besar. Setelah kalah persaingan di perahu besar, bikin perahu sendiri.

Untuk pilihan citra ini sudah ada:
PKS dan PDS citranya bersih.
Partai lain terindikasi dimasuki politikus-politikus busuk.

2. Visi dan Misi
Ideologi :
Pilihan 1 menegakkan syariat Islam.
Pilihan 2 mempertahankan NKRI.
Untuk pilihan ideologi seperti ini sudah ada: PKS, PBB, PPP, PKNU berusaha menegakkan syariat Islam, partai lain menegakkan ideologi.

3. Orientasi kebijakan ekonomi:
Pilihan 1: Membela produsen (pengusaha).
Pilihan 2 : Membela konsumen.
Semua partai yang ada hanya membela pengusaha (berorientasi pertumbuhan) tidak ada yang membela konsumen (berorientasi persaingan usaha untuk melahirkan barang yang mudah didapat, murah dan bermutu).

4. Orientasi peran negara dalam ekonomi:
Pilihan 1: dominan
Pilihan 2: minimalis
Semua partai yang ada mempertahankan dominasi negara, misalnya monopoli PLN bidang kelistrikan, monopoli Pertamina bidang perminyakan dsb.

5. Organisasi partai
Pilihan 1: berorientasi ke atas
Pilihan 2: berorientasi ke bawah
Semua partai yang ada kebijakannya sangat didominasi oleh pihak atas. Oleh karenanya, partai yang mengagung-agungkan demokrasi itu sendiri tidak demokratis.

6. Loyalitas kepada konstituen
Pilihan 1: partai membela kepentingan konstituen
Pilihan 2: partai memperjuangkan kepentingan pengurus
Hampir semua partai yang ada hanya memperjuangkan kepentingan pengurusnya saja. Untuk kepentingan praktis, partai dapat berkoalisi dengan partai yang sebenarnya bertentangan dengan hati nurani konstituen.

Selasa, 31 Maret 2009

Konsep Dasar Ilmu Sosial

Geografi:
1. Bumi sebagai planet
2. Variasi cara hidup
3. Variasi wilayah-wilayah alami
4. Makna wilayah bagi manusia
5. Pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia

Sejarah:
1. Waktu
2. Dokumen
3. Alur peristiwa
4. Kronologis
5. Peta
6. Tahap-tahap peradaban
7. Ruang
8. Evolusi
9. Revolusi

Antropologi:
1. Kebudayaan
2. Tradisi
3. Pengetahuan
4. Ilmu
5. Teknologi
6. Norma
7. Lembaga
8. Seni
9. Bahasa
10. Lambang

Sosiologi:
1. Interaksi Sosial
2. Sosialisasi
3. Kelompok Sosial
4. Perlapisan Sosial
5. Proses Sosial
6. Perubahan Sosial
7. Mobilisasi Sosial
8. Modernisasi
9. Patologi Sosial

Psikologi Sosial:
1. Emosi
2. Perhatian
3. Minat Kemauan
4. Motivasi Kecerdasan
5. Penghayatan
6. Kesadaran
7. Harga Diri
8. Sikap mental
9. Kepribadian

Bidang-bidang Ilmu:
1. Ilmu Alam
2. Ilmu Sosial
3. Ilmu Terapan

Ilmu Alam:
1. Fisika
2. Biologi
3. Kimia
4. Ilmu Bumi

Ilmu Sosial:
1. Antropologi
2. Ekonomi
3. Politik
4. Linguistik
5. Psikologi
6. Sosiologi

Ilmu Terapan:
1. Komputer
2. Rekayasa

Fisika:
1. Akustik
2. Astrodinamika
3. Astrofisika
4. Astronomi
5. Biofisika
6. Fisika Atom, Molekul, dan Optik
7. Fisika bahan padat
8. Fisika komputasi
9. Dinamika
10. Dinamika fluida
11. Dinamika kendaraan
12. Fisika bahan
13. Fisika matematis
14. Fisika nuklir
15. Fisika partikel (atau fisika energi tinggi)
16. Fisika plasma
17. Fisika polimer
18. Kriogenik
19. Mekanika
20. Optik

Biologi:
1. Anatomi
2. Antropologi fisik
3. Astrobiologi
4. Biokimia
5. Biofisika
6. Bioinformatika
7. Biologi air tawar
8. Biologi sel
9. Biologi struktur
10. Biologi molekul
11. Biologi pertumbuhan
12. Biologi pertumbuhan evolusioner ("Evo-devo" atau Evolusi pertumbuhan)
13. Biologi laut
14. Botani
15. Ekologi
16. Entomologi
17. Epidemiologi
18. Evolusi (Biologi evolusioner)
19. Fikologi (Algologi)
20. Filogeni
21. Fisiologi
22. Genetika (Genetika populasi, Genomika, Proteomika)
23. Histologi
24. Ilmu kesehatan
25. Ilmu saraf
26. Imunologi
27. Kladistika
28. Mikrobiologi
29. Morfologi
30. Ontogeni
31. Patologi
32. Sitologi
33. Taksonomi
34. Virologi
35. Zoologi

Kimia:
1. Biokimia
2. Elektrokimia
3. Ilmu bahan
4. Kimia analitik
5. Kimia anorganik
6. Kimia fisik
7. Kimia komputasi
8. Kimia kuantum
9. Kimia organik
10. Spektroskopi
11. Stereokimia
12. Termokimia

Ilmu Bumi:
1. Geodesi
2. Geografi
3. Geologi
4. Limnologi
5. Meteorologi
6. Oseanografi
7. Paleontologi
8. Seismologi

Ilmu Kesehatan:
1. Farmakologi
2. Hematologi
3. Imunoserologi
4. Kedokteran
5. Kedokteran gigi
6. Kedokteran hewan
7. Onkologi (ilmu kanker)
8. Toksikologi

Antropologi:
1. Arkeologi

Psikologi:
1. Analisis perilaku
2. Biopsikologi
3. Neuropsikologi
4. Psikofisika
5. Psikometri
6. Psikologi eksperimen
7. Psikologi forensik
8. Psikologi humanis
9. Psikologi industri dan organisasi
10. Psikologi kepribadian
11. Psikologi kesehatan
12. Psikologi klinis
13. Psikologi kognitif
14. Psikologi pendidikan
15. Psikologi pertumbuhan
16. Psikologi sensasi dan persepsi
17. Psikologi sosial

Ilmu Komputer/Informatika:
1. Ilmu komputer
2. Ilmu kognitif
3. Informatika
4. Cybernetics
5. Systemics

Rekayasa:
1. Ilmu biomedik
2. Ilmu pertanian
3. Rekayasa listrik
4. Rekayasa pertanian

Sabtu, 28 Maret 2009

Situ Gintung

Musibah terjadi lagi. Awal SBY naik ada tsunami besar, dan waktu mau turun ada tsunami kecil. 78 orang korban. Pemerintah sibuk mau ngasih santunan ini itu. Tapi kalau musibah itu terjadi padaku, apa lagi artinya santunan-santunan itu. Nyawa orang-orang yang tercinta yang hilang, tak dapat tergantikan oleh uang.

Tinggal satu bangunan Mesjid Jabalul Rahma yang berdiri seakan-akan menyindiri kita, bahwa kita telah terlalu larut dengan kekuasaan, uang dan kesenangan dunia. Kita lupa bahwa semuanya itu bakalan musnah. Bahwa kekuasaan yang kita miliki, adalah amanah. Amanah untuk menjaga tanah air, menjaga bangsa apa pun suku dan agamanya.

Kaget tak terkira. Usia tanggul sudah 76 tahun. Kalau sudah setua itu, wajar. Kenapa selama ini tidak ada yang memperhatikan? Setelah musibah terjadi, baru tersadar. Wahai pemerintah, politikus dan siapa pun yang berkuasa di negeri ini, proaktiflah. Kalau pun mau korupsi beratus trilyun pun, asal rakyat dijaga jangan dibiarkan kelaparan, asal segala yang rubuh-rubuh, lapuk-lapuk, retak-retak diperbaiki sehingga rakyat menjadi aman, cukuplah. Silakanlah korupsi, yang penting jangan sampai ada rakyatmu yang menjadi tumbal.